Camplong, Kabupaten Kupang – Youth Task Force Simpul NTT mengadakan sosialisasi dan diskusi di SMA Swasta Pahlawan Bintang Timur Camplong. Kegiatan ini bertajuk “Diskusi TPPO: Gender dan Keyakinan Berbahaya di NTT”, berlangsung pada Rabu (23/08/23).
Kegiatan ini bertujuan agar para pelajar sebagai generasi muda dapat mengenal dan memahami isu TPPO di NTT. Selain itu agar peserta memahami isu kesetaraan dan keadilan gender, serta mengenal dan mengidentifikasi jenis-jenis keyakinan berbahaya penyebab TPPO di NTT.
Dalam kegiatan ini terdapat tiga pembicara dari perwakilan YTF Simpul NTT. Pertama, Yose Bataona dengan materi “TPPO di NTT dan Kampanye Media Sosial”. Di awal pemaparan Yose menggambarkan TPPO serupa situasi di pasar ilegal, dimana manusia diperjualbelikan secara bebas. Yose juga menjelaskan pentingnya peran kaum muda memanfaatkan media sosial dalam kampanye anti TPPO.
Kedua, Jenny Laamo membawakan materi keyakinan-keyakinan berbahaya di NTT. Materi ini merupakan hasil temuan dari riset Mensen Met Een Missie, dimana terdapat 13 jenis keyakinan yang turut menjadi penyebab maraknya kasus TPPO di NTT. Sebelum dan sesudah presentasinya, Jenny mengajak para peserta menuliskan contoh-contoh keyakinan berbahaya yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, Randi Niuflapu mempresentasikan materi terkait isu gender. Randi mengemas materinya dengan sebuah games tanya jawab sehingga semakin interaktif.
Randi menerangkan jenis-jenis kekerasan berbasis gender antara lain, stereotipe, beban ganda, diskriminasi, marginalisasi, dan kekerasan termasuk kekerasan berbasis gender online (KBGO). “Problem TPPO amat berkaitan dengan isu gender, karena itu kita mesti menggunakan pendekatan gender transformatif” jelas Randi.
Secara keseluruhan hampir 60-an peserta dalam kegiatan ini. Para peserta tampak antusias mengikuti pemaparan materi. Dalam setiap sesi kegiatan para fasilitator membuat ice breaking, ada pula pemutaran dua film dokumenter singkat bertemakan TPPO.
Alfret Isak Banani selaku kepala sekolah amat mengapresiasi kegiatan ini. Ia juga mengucapkan limpah terima kasih atas kunjungan dari YTF Simpul NTT. “Semoga apa yang telah diberikan oleh Kak Randi dkk, dapat bermanfaat bagi anak murid sekalian” ujarnya.
Putri Mayok, salah seorang peserta, mengatakan kegiatan diskusi seperti ini membuat para pelajar lebih tahu dan waspada terhadap kasus TPPO ke depannya. “Saya berharap kaum muda selalu waspada dan cermat agar tidak terjerat modus TPPO di era medsos ini” ungkap Putri siswa kelas XII IPA.
Pada penghujung kegiatan perwakilan YTF Simpul NTT juga memberikan plakat dan buku sebagai ungkapan terima kasih atas kerja sama dan partisipasi dari SMA Swasta Pahlawan Bintang Timur. (Yose)