Zero Human Trafficking Network

Connecting People, Make the Movement Visible

Kolaborasi YTF Simpul NTT dan Perpustakaan Desa Kiuoni Diskusi Isu TPPO

Facebook
Twitter
LinkedIn

Youth Task Force Anti TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) berkolaborasi dengan Perpustakaan Desa Kiuoni menggelar kegiatan bertajuk “Diskusi TPPO: Gender dan Keyakinan Berbahaya di NTT”. Diskusi ini berlangsung di Aula Kantor Desa Kiuoni, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Selasa (05/11).

“Kami mengucapkan terima kasih kepada para pemateri, orang tua murid, dan anak-anak sekolah yang telah hadir dalam diskusi ini,” kata perwakilan aparat Desa Kiuoni, Yakobus Tiumate.

“Walaupun kami tinggal di kampung, tetapi kami rindu mengikuti kegiatan seperti ini” tutur perwakilan orang tua murid, Yana Talaen Suan. Ia mengungkapkan sebagai kaum perempuan dan sebagai ibu rumah tangga, Ia sangat bersyukur dengan adanya kegiatan diskusi yang bagus bagi anak-anak Desa Kiuoni.

(Suasana saat diskusi bersama)

Diskusi ini bertujuan agar peserta mampu mengenal dan memahami isu TPPO di NTT, memahami isu kesetaraan dan keadilan gender, serta mengidentifikasi realita kasus, mendiskusikan, dan mencari jalan keluarnya.

Diskusi ini menghadirkan tiga narasumber utama dari YTF Simpul NTT. Pertama, Yose Bataona yang membawakan materi “Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di NTT”. Kedua, Randi Niuflapu dengan materi tentang 13 keyakinan berbahaya di NTT yang memicu kasus TPPO serta isu kesetaraan dan keadilan gender. Ketiga, Jeny Laamo dengan materi tentang etika dan kesehatan reproduksi remaja.

Kegiatan ini diikuti oleh para siswa yang merupakan anggota Perpustakaan Desa Kiuoni. Para siswa berasal dari SD Negeri Fatuoni dan SMP Negeri 1 Kiuoni. Hadir pula perwakilan para orang tua siswa, sehingga total keseluruhan peserta diskusi sejumlah 32 orang.

(Peserta diskusi tampil ke depan untuk bernyanyi bersama)

“Kami sangat bangga bisa mengetahui dan mendalami materi yang dipresentasikan tadi. Sekiranya kami dapat melakukan hal-hal baik yang telah dibahas bersama tadi,” ungkap Mentor Perpustakaan Desa Kiuoni, Selvi Suan.

Perpustakaan Desa Kiuoni berdiri sejak tahun 2024. Anggota aktif sebanyak 58 anak, mulai dari jenjang PAUD hingga SMP. Adapun kegiatan perpustakaan biasa dilakukan pada sore hari di balai desa. Anak-anak akan belajar membaca, Matematika dasar, dan aneka kegiatan kreatif lainnya.

“Belajar tidak selalu di sekolah, tetapi juga bisa dengan ikut kegiatan diskusi seperti ini,” kata salah seorang peserta, Piter Djawa Mela yang berasal dari SMPN 1 Kiuoni.

Peserta diskusi Tora Lete, turut senang bisa mengikuti kegiatan diskus karena bisa belajar banyak hal baru, seperti materi tentang TPPO, isu gender, dan juga kesehatan reproduksi.

“Semoga kegiatan diskusi seperti ini bisa diadakan lagi kedepannya,” tutup Tora. (Yose).

More Posts

id_IDBahasa Indonesia