Untuk mengenang sejarah Nabi Muhammad dan Josephin Bakhita dan mengenal Hari Internasional Perdagangan Orang, KITA Institute mengadakan doa lintas iman pada 8 Pebruari 2021. Hari doa tersebut bertema “doa lintas iman untuk para korban perdagangan orang” atau bisa juga disebut “cahaya perdagangan orang”. Hari doa internasional ini langsung diawasi oleh dewan pengawas dari KITA Institute itu sendiri.
Hari doa internasional ini dihadiri oleh banyak elemen atau tokoh masyarakat bahkan organisasi muda yang ada di wonososbo, seperti Ansor, PMII, Karang Taruna dan berbagai agama yang ada di wonososbo, Kristen, Hindu, Budha, Islam, Kong Hu Chu, Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa. Acara ini di awali dengan sesi diskusi bersama-sama terkait bahaya perdagangan orang sampai dampak perdagangan orang sendiri.
Ibu Rumiyati sebagai narasumber pada acara tersebut menyampaikan bahwa perdagangan orang bisa terjadi pada siapa saja baik muda tua atau anak-anak sekalipun, wanita dan pria dari segala usia. Karena perdagangan orang tidak terlepas dengan sejarah zaman dahulu yang dirampas kebebasannya dan dipaksa untuk hidup dalam kondisi yang mirip dengan perbudakan. Salah seorang penyintas korban perdagangan orang yakni Mbk Salas mengatakan bahwa Hari Internasional ini harus dijadikan momen untuk melawan perdagangan orang dan membuat aliansi atau seruan bahwa perdagangan orang sangat rawat di lingkungan kita. Dari doa dan solidaritas bersama, kita berupaya menanggulangi kejahatan perdagangan orang. Pada kesempatan ini doa lintas iman di akhiri dengan refleksi dan doa masing-masing dari semua pemuka agama yang hadir. (Susi/Kita Institute)