Menindaklanjuti pelaksanaan Pelatihan Jurnalistik pada Youth Taskforce (YTF) Anti TPPO Desember 2021 lalu di Yogyakarta, KITA Institute memberikan beberapa pelatihan lanjutan dan webinar khusus dengan mengundang beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya . Hal ini ditujukan agar YTF Anti TPPO dapat lebih maksimal dalam upaya kampanye memerangi Human Trafficking melalui di media sosial.
Berdasarkan wawancara virtual (19/6/2022) dengan Direktur Kita Institute, Eka Munfarida memaparkan bahwa Youth Taskforce Anti TPPO masih memerlukan peningkatan kapasitas terkait isu Human Trafficking sehingga pendalaman materi masih terus dilakukan.
Setelah Pertemuan Perdana Desember 2021, Kita Institute sempat mengundang lembaga lain seperti KontraS (Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) untuk mengisi kegiatan tentang pentingnya gerakan anak muda. Dan juga memberikan pengarahan kepada YTF Anti TPPO dalam pelatihan penulisan berita dan mentoring tematik berita yang dilakukan untuk mendukung kampanye melalui media sosial sampai hari ini.
“Teman-teman dari YTF Anti TPPO dibagi sesuai minat nya untuk menjadi tim pengelola media sosial ZTN antara lain tim video, tim berita, tim artikel, dan tim poster serta infografis. Hal ini supaya teman-teman YTF Anti TPPO dapat mengembangkan kemampuan dan memiliki peran yang maksimal”, tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa akan terus ada peningkatan kapasitas pada YTF Anti TPPO, dan akan melibatkan YTF Anti TPPO dalam kegiatan Zero Human Trafficking Network (ZHTN) , dan kedepannya banyak anak muda akan diajak untuk bergabung di YTF Anti TPPO, misalnya dengan pembuatan simpul Youth Task Forve di setiap Provinsi di Indonesia. Namun, lanjut Eka, masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. “Tantangannya adalah pengelolaan YTF Anti TPPO sendiri, dimana teman-teman YTF anti TPPO berasal dari berbagai wilayah dengan kesibukannya masing-masing. Jadi ketika kita ada rapat, ataupun kegiatan peningkatan kapasitas, tidak semua teman-teman dapat hadir dan terlibat. Karena kesibukan inipun, ada teman-teman yang memang tidak aktif sama sekali pasca pelatihan di Yogyakarta”, jelas Eka.
Ia juga berharap Youth Task Force Anti TPPO agar tetap komitmen dan konsisten, karena selain ilmu pengetahuan yang didapat juga jaringan yang bisa kita dapatkan di YTF Anti TPPO, Selain itu, YTF Anti TPPO dapat bergerak bersama dalam memerangi Human Trafficking sebagai salah satu bentuk pembangunan Negara yang baik. (Claudia Putri dan Nurul)