Pada Selasa (26/7/2022), Youth Task Force Anti Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) menggelar rapat secara online melalui zoom meeting. Sebanyak 20 anak muda yang tergabung dalam YTF ATPPO menghadiri rapat.
Dalam pertemuan online ini membahas beberapa hal, yaitu pembentukan struktur kepengurusan dan menyusun strategi kampanye untuk memperingati hari anti perdagangan orang sedunia yang diperingati pada 30 Juli 2022.
YTF ATPPO sendiri merupakan sekumpulan anak muda dari berbagai wilayah di Indonesia yang memiliki fokus untuk melakukan berbagai riset, advokasi serta kampanye edukasi melalui media sosial.
Pada Desember 2021 lalu para anak muda ini mengikuti Pelatihan Jurnalistik Youth Task Force Anti Tindak Pidana Perdagangan Orang di Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Kita Institute dan Zero Human Trafficking Network yang didukung oleh Men seen met en missie.
Usai pelatihan, para anak muda ini dibekali oleh beberapa pelatihan dan penguatan melalui webinar yang fokus membahas isu perdagangan orang.
Untuk memaksimalkan langkah gerak dalam menjalankan programnya maka dibentuklah struktur kepengurusan. Dua minggu dari sekarang akan diadakan rapat kerja (raker) untuk menyusun strategi dan program kerja yang sistematis.
Kemudian terkait rencana kampanye memperingati hari anti TPPO sedunia akan dibuat pamflet ucapan dan juga twibbon. Melalui twibbon tersebut nanti akan disebar luaskan di berbagai media sosial.
Sekarang ini perekrutan untuk perdagangan orang menggunakan modus di sosial media. Korbannya pun banyak dari kalangan anak muda usia remaja, ada beberapa yang masih di usia sekolah. Ada juga yang baru lulus sekolah.
Harapannya para anak muda ini dapat menjadi duta anti TPPO. Hal tersebut sejalan dengan semboyan Bung Karno, “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia.” (Roudhotul Jannah)