Migrant Care sebagai anggota dari ZHTN defisi lobi dan advokasi menyelenggarakan serangkaian acara dalam rangka mengisi Road to G20 di Bali yang akan selesai pada bulan November. Upaya intervensi ini penting dilakukan karena farum-forum yang diadakan dalam rangkaian roadmap manuju G20 merupakan farum pengambilan keputusan, kekhawatiran terhadap ketersedian pekerjaan yang layak, remitasi dan pekerja prekariat. Pekerja migran dan perdagangan manusia termasuk dalam pekerjaan yang layak, juga terkait dengan remitasi dan migrasi yang aman. Sebenarnya, upaya tersebut dilakukan secara simultan dalam kelompok kerja yang disebut SGD’s dan Kelompok Kerja Kemanusiaan mengingat kelompok kerja yang dibentuk dalam G20 sudah ditentukan termasuk Buruh dan Ketenagakerjaan dan Kelompok Kerja: perempuan 20, Bisnis 20 dan lain-lain. Kami tidak bisa membentuk kelompok kerja di luar itu karena telah menjadi kesepakatan internasional dan mekanismenya pun sudah ditentukan. Pada tanggal 31 Agustus tahun 2022, kami mengadakan acara sampingan yang dilakuan secara daring (webinar) di Jakarta.
Kami mengundang peserta lokal dalam agenda tersebut secara luring dan mengundang peserta dari luar negeri secra daring. Undangan dan informasi tentang acara sampingan tersebut telah disebrkan melalui grup Whatsapp ZHTN dan beberapa grup lainnya. Peserta mengikuti acara dengan sangat antusias. Semua nara sumber yang kami undang hadir dan memberikan pendapat dan kritik. Dalam acara tersebut, kami mengindentifikasi kemajuan dari kepala ketenagakerjaan yang dipegang oleh Kementerian Tenaga Kerja.
Nara sumber dalam kegiatan tersebut juga dari Universitas Binnus dan PPJA Jepang; Civil 20 Indonesia yang diwakili oleh Samsul dari SDG’s dan Humanitarian Working Group. Adan pak Andy Hall aktivis dari Inggris, ibu Eni Lestari dari Migrant Worker Hong Kong. Beberapa materi dan progres telah dipublikasikan di media sosial. Pada tanggal 12 September tahun 2022 pada rangkaian Road to G20, kami juga mengadakan acara sampingan di Bali dengan diskusi hibrid bersama Vivat International.
Acara sampingan tersebut bertujuan untuk menyikapi isu-isu mengenai pekerja migran, perdagangan manusia yang berjuan untuk menghasilakn komitmen, baik itu dalam lingkup menteri ketenaga kerjaan atau pada pertemuan pejabat dan kepala negara. Cak Mul dan ibu Eka Munfarida bergabung dalam sebuah sidang yang membahas isu tenaga kerja pada rangkaian G20 Bali, 13-15 September 2022. Rapat tersebut membahas isu mengenai pekerja, kerentanan, dan hal-hal yang akan dilakukan oleh para menteri anggota G20 dan sebagainya. Hal tersebut dibicarakan secara bergantian oleh para menteri tenaga kerja dari Italia, Belanda, Jepang, Indonesia dan lainnya. Anggota G20 yang telah berdiskusi memberikan pendapat dan arahan mampu memberikan kontribusi terhadap pekerja dan pekerja migran pada situasi yang lebih baik. Rumusan yang kami sampaikan telah mendapatkan hasil dan telah dibicarakan dalam rapat kementerian ketenaga kerjaan. Kami memberikan waktu lima menit dengan dua lembar pernyataan. Hal ini menjadi perhatian penting sebagai pernyataan dan masukan kepada anggota SDG’s dan kelompok kerja kemanusian.