Zero Human Trafficking Network

Connecting People, Make the Movement Visible

2 Warga Sukabumi Menjadi Korban Perdagangan Orang Ke Laos

Facebook
Twitter
LinkedIn

Gambar Ilustrasi : pathstark.org

Saat ini terdapat 2 kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ke Laos yang terjadi pada warga Sukabumi yaitu GG (29) dan AF (28).

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jawa Barat Jejen Nurjanah mengatakan bahwa SBMI Jawa Barat belum menerima laporan secara resmi terkait kondisi warga Sukabumi yang diduga menjadi korban TPPO ke Laos. Namun, berdasarkan rapat internal, kasus itu sudah ditangani oleh Markas Besar (Mabes) Polri.

“Berdasarkan rapat koordinasi SBMI Jawa Barat bersama International Organization for Migration (IOM) di Bogor kemarin, bahwa kasus TPPO asal warga Cisaat ke Negara Laos itu kini sudah ditangani oleh Mabes Polri,” terang Jejen dilansir dari detik.com, Kamis (18/8/2022).

Rapat koordinasi tersebut membahas mengenai upaya uang akan dilakukan untuk kepulangan korban.

“Memang ditangani oleh Mabes Polri dan yang mendampinginya langsung oleh Migran Care. Karena kasusnya sama, makanya ditangani langsung oleh satu lembaga itu,” jelas Jejen.

Kasus ini berawal ketika korban diberi tawaran untuk bekerja di Thailand. Namun faktanya mereka malah dipindahkan ke Laos melalui jalur darat.

Korban dipekerjakan di perusahaan semacam trading di Laos. Mereka dibatasi mengakses dunia luar baik dari alat komunikasi maupun akses ke luar apartemen.

“Kalau informasi awalnya, mereka itu dijanjikan bekerja di salah satu perusahaan di negara Thailand melalui salah seorang penyalur kerja yang dikenalnya di Sukabumi dengan upah sekitar US$ 1.000,” ucap Jejen.

Jejen memberi saran bagi keluarga korban alangkah baiknya untuk segera membuat laporan baik ke pihak berwajib, SBMI maupun gugus tugas.

“Iya, intinya kalau ada laporan secara resmi kita juga bisa mendorong untuk membuat pengaduan ke Kemenlu,” tambahnya.

Camat Cisaat Yudi Mulyadi menambahkan, pihaknya baru mengetahui kabar itu pada Rabu (17/8) kemarin. Yudi akan mengunjungi keluarga korban terlebih dahulu untuk mendapatkan kepastian informasi.

“Kita sudah koordinasi dengan pemerintah desa dan saat ini mereka sedang melakukan pengecekan ke rumah keluarganya. Ini perlu kita lakukan untuk memastikan kebenaranya,” terang Yudi. (Roudhotul Jannah)

Disarikan dari media detik.com

More Posts

id_IDBahasa Indonesia